Keindahan bawah laut Pulau Abang di Kecamatan Galang Kota Batam tak
kalah dibanding Bunaken atau Raja Ampat di wilayah timur Indonesia.
Sayangnya, potensi yang besar tersebut belum dikelola secara
profesional.
Wilayah Pulau Abang terdiri dari beberapa pulau kecil yang melingkupinya. Sebagian besar perairan di daerah itu termasuk taman konservasi terumbu karang.
Dijadikannya daerah tersebut sebagai daerah konservasi karena terdapat aneka ikan hias langka seperti teri hijau dan blue coral atau terumbu karang yang harus dilindungi untuk kepentingan ekosistem air laut. Oleh karena itu, warga lokal mengandalkan sektor pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena mereka dilarang mengeksploitasi kekayaan alam di laut tersebut.
Sektor pariwisata di Pulau Abang mestinya bisa menghidupi masyarakat setempat karena potensinya yang besar, di antaranya wisata pantai, wisata selam, dan snorkeling. Keindahan bawah laut Pulau Abang bahkan, diakui sejumlah wisatawan yang pernah berkunjung ke daerah itu, tak kalah dibanding Bunaken dan Raja Ampat.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Yusfa Hendri mengatakan sejumlah artis dari Jakarta, seperti Nadine Chandrawinata, Krisna Mukti, Okie Agustina, Alex Sutanto, Lola Amalia, Rizal Jibran, Intan Kusumanegara, Jamil Reza, Agung Rajak, Testi Anggraini, Samuel Soegito, dan Groza Subhahi, pernah mengunjungi Pulau Abang awal tahun ini. Mereka terpesona dan takjub dengan keindahan bawah laut Pulau Abang sehingga mereka melakukan kegiatan menyelam dan snorkeling.
Perairan Pulau Abang memiliki sembilan titik (spot) yang sangat ideal dijadikan tempat penyelaman dengan kedalaman 15–18 meter. Untuk bisa menikmati keindahan bawah laut di daerah itu, sebelumnya pengunjung perlu mengetahui kondisi cuaca karena perubahan cuaca di daerah tersebut sering terjadi.
Kondisi cuaca yang paling bagus untuk diving di Pulau Abang adalah sekitar bulan Maret hingga Agustus, ketika musim angin timur, dan bulan September sampai November, saat musim angin barat. Pada saat itu, kondisi cuaca terbilang bersahabat dan arus di bawah laut tidak terlalu kencang sehingga sangat nyaman untuk diving.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (Ka UPT) Kawasan Konservasi Laut Daerah Kota Batam Hamdayani mengatakan sejumlah turis mancanegara sering mengunjungi Pulau Abang, seperti dari SingapurA, Norwegia, Filipina, dan Malaysia.
"Di Pulau Abang terdapat spesies karang yang langka, yaitu blue coral yang tidak ditemukan di tempat lain. Blue coral ini hanya hidup di perairan yang jernih dengan kualitas air yang bagus," tuturnya.
Oleh karena itu, para turis tersebut sangat menikmati keindahan bawah laut di perairan itu sebab terdapat blue coral yang masih hidup dan aneka jenis ikan hias langka, seperti ikan teri hijau yang amat memesonakan mata.
Meski memiliki pesona menarik, sayangnya, Pulau Abang belum dikelola secara profesional sebab untuk menjangkau daerah itu masih cukup sulit karena keterbatasan sarana transportasi. Untuk mencapai Pulau Abang hanya bisa dilakukan melalui pelabuhan rakyat di Pulau Galang baru dengan cara menyewa perahu atau speed boat milik nelayan dan jarak tempuh sekitar 40–50 menit. Harga sewa perahu bergantung pada saat negosiasi. Selain itu, fasilitas pendukung seperti penginapan dan tempat kuliner belum tersedia.
Padahal sejak ditetapkan sebagai tempat Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang atau Coral Reef Rehabilitations and Management Program (COREMAP) pada tahun 2004, Asian Development Bank (ADB) telah mengucurkan dana miliaran rupiah untuk memberdayakan wilayah tersebut.
Pemerintah Kota Batam semestinya bisa lebih serius mengelola Pulau Abang sebagai objek wisata yang diandalkan, terlebih pemerintah pusat, baru-baru ini telah menjadikan daerah itu salah satu tujuan wisata bahari nasional. gus/L-4
Warung Batik ASEAN Ada di Batam
Batik sebagai kerajinan dengan nilai seni tinggi telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama. Karena itu, batik perlu terus dilestarikan dan dipromosikan supaya menjadi bagian dari budaya dunia. Kota Batam ditetapkan sebagai pusat promosi batik ASEAN dengan harapan bisa menyebarluaskan kerajinan asli asal Indonesia itu ke negeri tetangga.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Batam Nada Faza Soraya mengatakan dalam rangka World Batik Summit, telah digelar sejumlah acara untuk mempromosikan kerajinan batik nasional di Jakarta dan Batam. Dipilihnya Batam karena kota itu telah ditetapkan sebagai pusat promosi batik wilayah ASEAN. Letaknya yang sangat strategis diharapkan bisa mempermudah akses masyarakat ASEAN untuk membeli dan mempelajari batik Nusantara.
Pameran Batik ASEAN yang diikuti empat negara pada 2–4 Desember kemarin di Batam diakui sukses karena berhasil mencapai nilai transaksi hingga 17 miliar rupiah.
Ditetapkannya Batam sebagai pusat promosi batik ASEAN cukup membanggakan kota ini karena akan menjadi tempat atau etalase kerajinan batik Nusantara. Batik juga diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri pariwisata selain akan meningkatkan perekonomian masyarakat kecil karena sebagian besar kerajinan batik diproduksi oleh UKM (usaha kecil menengah).
Untuk mendukung program tersebut, akan dibentuk trading house atau rumah niaga di Batam yang berfungsi sebagai pusat pameran dan perdagangan batik Nusantara. Di tempat itu nantinya dipamerkan seluruh produk batik dari berbagai daerah di Indonesia dan batik dari negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Tempat itu juga nantinya menjadi salah satu tujuan wisata yang akan dikunjungi turis asing.
"Permintaan pasar Asia Tenggara terhadap batik cukup tinggi dalam dua tahun terakhir sehingga dengan adanya pameran batik di Batam diharapkan akan terjadi peningkatan komunikasi perdagangan batik di kawasan ASEAN," ungkap Nada pada Koran Jakarta.
Batik Batam
Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan perkembangan kerajinan batik di Kota Batam terus berkembang. Saat ini, sudah banyak motif asli daerah yang dipasarkan sehingga perlu dipatenkan agar tidak ditiru oleh daerah atau negara lain. Beberapa motif andalan Batam antara lain gonggong, yakni sejenis hewan laut yang banyak dikonsumsi warga Batam serta motif Jembatan Barelang yang menjadi ikon landmark Kota Batam.
"Kami sudah siapkan 10 motif batik asli Batam untuk mendapatkan paten dari Kementerian Hukum dan HAM," ujar dia. Pematenan motif batik itu perlu dilakukan supaya tidak diakui oleh pengusaha batik dari negara lain sebagai motif mereka. Pasalnya, negara lain seperti Malaysia sering mengklaim berbagai produk kerajinan Indonesia sebagai produk asli mereka.
Selain mematenkan motif batik, Pemerintah Kota Batam senantiasa memberdayakan para perajin batik dengan mempromosikan produk mereka serta mengenalkan pasar potensial. Untuk itu, para perajin batik senantiasa diikutsertakan dalam setiap pameran batik di dalam dan luar negeri.
"Diharapkan Batam tidak hanya menjadi pusat perdagangan batik, tetapi juga pusat promosi yang berkaitan dengan pengembangan industri serta pariwisata dan kebudayaan," kata dia. gus/L-4
Maha Vihara Duta Maitreya Terbesar di ASEAN
Maha Vihara Duta Maitreya di Kota Batam merupakan tempat ibadah umat Buddha terbesar di Asia Tenggara. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, wihara itu menjadi salah satu tujuan wisata andalan Kota Batam.
Kepala Bidang Sekretaris, Kerohanian, Pendidikan dan Seni Budaya Maha Vihara Duta Maitreya Batam, Pandita Liyas, mengatakan Vihara Duta Maitreya yang berada di daerah Sungai Panas, Kota Batam, merupakan wihara Maitreya terbesar di Asia Tenggara. Dengan luas lahan 4,5 hektare, Vihara Duta Maitreya dibangun tahun 1991. Sesuai namanya, wihara itu memiliki nilai religius yang sangat kental sesuai pesan Buddha Maitreya, yaitu pesan cinta kasih semesta.
Di setiap sudut wihara itu akan ditemukan arca Buddha Maitreya yang memiliki postur tubuh tinggi lebar, telinga padat, dan perut gendut, berkepribadian lugu dan senantiasa tertawa lebar. Selain arca Buddha Maitreya, di wihara itu terdapat arca Buddha Gautama, Dewi Kwan Im, Satya Kalama, Amitabha, Baisajyaguru, dan lainnya. Arca tersebut tersebar di berbagai bagian wihara dengan kekhasannya masing-masing.
"Sesuai namanya, di hampir setiap sudut Vihara Maitreya terdapat arca Buddha Maitreya dengan senyumnya yang lebar, dan ketika melihatnya terasa nuansa hidup yang menyambut hangat, seolah-olah Maitreya berkata: Welcome to the loving world. Ia menuntun semua manusia memasuki dunia baru, hidup dengan damai dan bahagia," kata dia.
Ditambahkan Pandita Liyas, di wihara Duta Maitreya juga terdapat lima graha, yaitu graha Maitreya yang merupakan graha dengan fungsi utama, tempat umat Maitreya melakukan kebaktian tiga kali sehari kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buddha Maitreya dan para Buddha atau Bodhisatva. Graha itu memiliki daya tampung 2.000 orang. Selanjutnya terdapat Graha Patriat, yakni graha bakti puja kepada para Buddha yang sekaligus berfungsi sebagai aula pendidikan dan pelatihan serta Dharmasala.
Graha ketiga ialah Graha Sakyamuni (Sidharta Gautama), yakni graha kebaktian kepada Hyang Buddha Gautama, Buddha Amitabha, Buddha Baisajyaguru, Bodhisatva Manjusri, dan Bodhisatva Samantabhadra. Graha keempat iaalh Graha Budhha Avalokitesvara, merupakan graha bakti puja kepada Bodhisatva Avalokitesvara. Graha kelima adalah Budha Satya Kalama. Graha Satya Kalama ini merupakan graha bakti puja kepada Bodhistva Satya Kalama.
Selain tempat ibadah, di kompleks wihara terdapat sekolah, mulai dari pra-playgroup, TK, SD, SMP, hingga SMA, serta rumah makan vegetarian. "Vihara Maitreya merupakan pusat kesenian kasih alam. Setiap tahun telah memiliki kalender tetap bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan," pungkas Pandita Liyas. gus/L-4
Wilayah Pulau Abang terdiri dari beberapa pulau kecil yang melingkupinya. Sebagian besar perairan di daerah itu termasuk taman konservasi terumbu karang.
Dijadikannya daerah tersebut sebagai daerah konservasi karena terdapat aneka ikan hias langka seperti teri hijau dan blue coral atau terumbu karang yang harus dilindungi untuk kepentingan ekosistem air laut. Oleh karena itu, warga lokal mengandalkan sektor pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena mereka dilarang mengeksploitasi kekayaan alam di laut tersebut.
Sektor pariwisata di Pulau Abang mestinya bisa menghidupi masyarakat setempat karena potensinya yang besar, di antaranya wisata pantai, wisata selam, dan snorkeling. Keindahan bawah laut Pulau Abang bahkan, diakui sejumlah wisatawan yang pernah berkunjung ke daerah itu, tak kalah dibanding Bunaken dan Raja Ampat.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Yusfa Hendri mengatakan sejumlah artis dari Jakarta, seperti Nadine Chandrawinata, Krisna Mukti, Okie Agustina, Alex Sutanto, Lola Amalia, Rizal Jibran, Intan Kusumanegara, Jamil Reza, Agung Rajak, Testi Anggraini, Samuel Soegito, dan Groza Subhahi, pernah mengunjungi Pulau Abang awal tahun ini. Mereka terpesona dan takjub dengan keindahan bawah laut Pulau Abang sehingga mereka melakukan kegiatan menyelam dan snorkeling.
Perairan Pulau Abang memiliki sembilan titik (spot) yang sangat ideal dijadikan tempat penyelaman dengan kedalaman 15–18 meter. Untuk bisa menikmati keindahan bawah laut di daerah itu, sebelumnya pengunjung perlu mengetahui kondisi cuaca karena perubahan cuaca di daerah tersebut sering terjadi.
Kondisi cuaca yang paling bagus untuk diving di Pulau Abang adalah sekitar bulan Maret hingga Agustus, ketika musim angin timur, dan bulan September sampai November, saat musim angin barat. Pada saat itu, kondisi cuaca terbilang bersahabat dan arus di bawah laut tidak terlalu kencang sehingga sangat nyaman untuk diving.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (Ka UPT) Kawasan Konservasi Laut Daerah Kota Batam Hamdayani mengatakan sejumlah turis mancanegara sering mengunjungi Pulau Abang, seperti dari SingapurA, Norwegia, Filipina, dan Malaysia.
"Di Pulau Abang terdapat spesies karang yang langka, yaitu blue coral yang tidak ditemukan di tempat lain. Blue coral ini hanya hidup di perairan yang jernih dengan kualitas air yang bagus," tuturnya.
Oleh karena itu, para turis tersebut sangat menikmati keindahan bawah laut di perairan itu sebab terdapat blue coral yang masih hidup dan aneka jenis ikan hias langka, seperti ikan teri hijau yang amat memesonakan mata.
Meski memiliki pesona menarik, sayangnya, Pulau Abang belum dikelola secara profesional sebab untuk menjangkau daerah itu masih cukup sulit karena keterbatasan sarana transportasi. Untuk mencapai Pulau Abang hanya bisa dilakukan melalui pelabuhan rakyat di Pulau Galang baru dengan cara menyewa perahu atau speed boat milik nelayan dan jarak tempuh sekitar 40–50 menit. Harga sewa perahu bergantung pada saat negosiasi. Selain itu, fasilitas pendukung seperti penginapan dan tempat kuliner belum tersedia.
Padahal sejak ditetapkan sebagai tempat Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang atau Coral Reef Rehabilitations and Management Program (COREMAP) pada tahun 2004, Asian Development Bank (ADB) telah mengucurkan dana miliaran rupiah untuk memberdayakan wilayah tersebut.
Pemerintah Kota Batam semestinya bisa lebih serius mengelola Pulau Abang sebagai objek wisata yang diandalkan, terlebih pemerintah pusat, baru-baru ini telah menjadikan daerah itu salah satu tujuan wisata bahari nasional. gus/L-4
Warung Batik ASEAN Ada di Batam
Batik sebagai kerajinan dengan nilai seni tinggi telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama. Karena itu, batik perlu terus dilestarikan dan dipromosikan supaya menjadi bagian dari budaya dunia. Kota Batam ditetapkan sebagai pusat promosi batik ASEAN dengan harapan bisa menyebarluaskan kerajinan asli asal Indonesia itu ke negeri tetangga.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Batam Nada Faza Soraya mengatakan dalam rangka World Batik Summit, telah digelar sejumlah acara untuk mempromosikan kerajinan batik nasional di Jakarta dan Batam. Dipilihnya Batam karena kota itu telah ditetapkan sebagai pusat promosi batik wilayah ASEAN. Letaknya yang sangat strategis diharapkan bisa mempermudah akses masyarakat ASEAN untuk membeli dan mempelajari batik Nusantara.
Pameran Batik ASEAN yang diikuti empat negara pada 2–4 Desember kemarin di Batam diakui sukses karena berhasil mencapai nilai transaksi hingga 17 miliar rupiah.
Ditetapkannya Batam sebagai pusat promosi batik ASEAN cukup membanggakan kota ini karena akan menjadi tempat atau etalase kerajinan batik Nusantara. Batik juga diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri pariwisata selain akan meningkatkan perekonomian masyarakat kecil karena sebagian besar kerajinan batik diproduksi oleh UKM (usaha kecil menengah).
Untuk mendukung program tersebut, akan dibentuk trading house atau rumah niaga di Batam yang berfungsi sebagai pusat pameran dan perdagangan batik Nusantara. Di tempat itu nantinya dipamerkan seluruh produk batik dari berbagai daerah di Indonesia dan batik dari negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Tempat itu juga nantinya menjadi salah satu tujuan wisata yang akan dikunjungi turis asing.
"Permintaan pasar Asia Tenggara terhadap batik cukup tinggi dalam dua tahun terakhir sehingga dengan adanya pameran batik di Batam diharapkan akan terjadi peningkatan komunikasi perdagangan batik di kawasan ASEAN," ungkap Nada pada Koran Jakarta.
Batik Batam
Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan perkembangan kerajinan batik di Kota Batam terus berkembang. Saat ini, sudah banyak motif asli daerah yang dipasarkan sehingga perlu dipatenkan agar tidak ditiru oleh daerah atau negara lain. Beberapa motif andalan Batam antara lain gonggong, yakni sejenis hewan laut yang banyak dikonsumsi warga Batam serta motif Jembatan Barelang yang menjadi ikon landmark Kota Batam.
"Kami sudah siapkan 10 motif batik asli Batam untuk mendapatkan paten dari Kementerian Hukum dan HAM," ujar dia. Pematenan motif batik itu perlu dilakukan supaya tidak diakui oleh pengusaha batik dari negara lain sebagai motif mereka. Pasalnya, negara lain seperti Malaysia sering mengklaim berbagai produk kerajinan Indonesia sebagai produk asli mereka.
Selain mematenkan motif batik, Pemerintah Kota Batam senantiasa memberdayakan para perajin batik dengan mempromosikan produk mereka serta mengenalkan pasar potensial. Untuk itu, para perajin batik senantiasa diikutsertakan dalam setiap pameran batik di dalam dan luar negeri.
"Diharapkan Batam tidak hanya menjadi pusat perdagangan batik, tetapi juga pusat promosi yang berkaitan dengan pengembangan industri serta pariwisata dan kebudayaan," kata dia. gus/L-4
Maha Vihara Duta Maitreya Terbesar di ASEAN
Maha Vihara Duta Maitreya di Kota Batam merupakan tempat ibadah umat Buddha terbesar di Asia Tenggara. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, wihara itu menjadi salah satu tujuan wisata andalan Kota Batam.
Kepala Bidang Sekretaris, Kerohanian, Pendidikan dan Seni Budaya Maha Vihara Duta Maitreya Batam, Pandita Liyas, mengatakan Vihara Duta Maitreya yang berada di daerah Sungai Panas, Kota Batam, merupakan wihara Maitreya terbesar di Asia Tenggara. Dengan luas lahan 4,5 hektare, Vihara Duta Maitreya dibangun tahun 1991. Sesuai namanya, wihara itu memiliki nilai religius yang sangat kental sesuai pesan Buddha Maitreya, yaitu pesan cinta kasih semesta.
Di setiap sudut wihara itu akan ditemukan arca Buddha Maitreya yang memiliki postur tubuh tinggi lebar, telinga padat, dan perut gendut, berkepribadian lugu dan senantiasa tertawa lebar. Selain arca Buddha Maitreya, di wihara itu terdapat arca Buddha Gautama, Dewi Kwan Im, Satya Kalama, Amitabha, Baisajyaguru, dan lainnya. Arca tersebut tersebar di berbagai bagian wihara dengan kekhasannya masing-masing.
"Sesuai namanya, di hampir setiap sudut Vihara Maitreya terdapat arca Buddha Maitreya dengan senyumnya yang lebar, dan ketika melihatnya terasa nuansa hidup yang menyambut hangat, seolah-olah Maitreya berkata: Welcome to the loving world. Ia menuntun semua manusia memasuki dunia baru, hidup dengan damai dan bahagia," kata dia.
Ditambahkan Pandita Liyas, di wihara Duta Maitreya juga terdapat lima graha, yaitu graha Maitreya yang merupakan graha dengan fungsi utama, tempat umat Maitreya melakukan kebaktian tiga kali sehari kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buddha Maitreya dan para Buddha atau Bodhisatva. Graha itu memiliki daya tampung 2.000 orang. Selanjutnya terdapat Graha Patriat, yakni graha bakti puja kepada para Buddha yang sekaligus berfungsi sebagai aula pendidikan dan pelatihan serta Dharmasala.
Graha ketiga ialah Graha Sakyamuni (Sidharta Gautama), yakni graha kebaktian kepada Hyang Buddha Gautama, Buddha Amitabha, Buddha Baisajyaguru, Bodhisatva Manjusri, dan Bodhisatva Samantabhadra. Graha keempat iaalh Graha Budhha Avalokitesvara, merupakan graha bakti puja kepada Bodhisatva Avalokitesvara. Graha kelima adalah Budha Satya Kalama. Graha Satya Kalama ini merupakan graha bakti puja kepada Bodhistva Satya Kalama.
Selain tempat ibadah, di kompleks wihara terdapat sekolah, mulai dari pra-playgroup, TK, SD, SMP, hingga SMA, serta rumah makan vegetarian. "Vihara Maitreya merupakan pusat kesenian kasih alam. Setiap tahun telah memiliki kalender tetap bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan," pungkas Pandita Liyas. gus/L-4