PROFIL BIROE

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Memiliki attitude negatif akan selalu membuat kita berpikir, "I can't do it" Sedangkan dengan attitude positif cenderung membuat kita berpikir, “I'm sure, I can do it” ...

KOMUNITAS BIROE

TRANSLATE BIROE

English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

FEEDJIT BIROE

VALUATION BIROE

BUKU TAMU BIROE

Salam kenal, jangan lupa tinggalkan pesan dan kesan ya!

WAKTU BIROE

REPUBLIK BIROE

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources

GUIDE BIROE

Bloggers' Rights at EFF

STATISTIK TAYANGAN BIROE

EKSOTIS KEPULAUAN BANDA NEIRA


Lokasi: Kepulauan Banda terletak di tenggara Pulau Ambon yang terdiri dari 10 pulau kecil yang meliputi luas keseluruhan 55 Km2, termasuk dalam wilayah Provinsi Maluku. Tiga pulau terbesar di kawasan ini adalah Pulau Neira, Pulau Banda Besar dan Pulau Gunung Api.

Selain, keindahan bawah air, Banda terkenal dengan wisata sejaranya, karena merupakan salah satu pulau khusus jaman kemerdekaan.Akses: Untuk menuju Bandaneira dapat menggunakan jalur udara maupun laut. Jika lewat jalur udara sampai Ambon perjalanan harus dilanjutkan dengan perjalanan laut ataupun udara. Sedangkan jika menggunakan perjalanan laut dari Surabaya memakan waktu 6 hari untuk sampai di Banda. Perjalanan ke Bandaneira dapat pula dengan liveaboard.

Gambaran umum Dive Site: Banda memiliki beberapa dive site yang sudah dikenal penyelam antara lain: Sonegat, Pulau Keraka, Pulau Sjahrir dan Batu Kapal, Pulau Lontar, Gunung api, Batu Belanda, Pulau Ai dan Pulau Hatta. Alam bawah laut banda memiliki topografi yang beranekaragan mulai dari reef flat, wall sampai gua-gua kecil. Berbagai ikan karang, ikan besar, sponge serta tunicate berwarna-warni merupakan objek fotografi yang sangat menawan. Di pulau Hatta sering ditemui gerombolan ikan ekor kuning dan ikan-ikan besar bahkan hiu whitetip dengan panjang mencapai 2 meter. Pada bulan-bulan tertentu sering tampak rombongan paus melintasi perairan BandaneiraWaktu penyelaman terbaik : Maret-April dan atau September-Oktober

Status Konservasi: Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep.69/Men/2009 Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut Banda dan Pulau Gunung Api Banda ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1135/Kpts-II/1992 tanggal 28 Desember 1992, dengan luas 734,46 ha.

ALOR - PESONA BAHARI YANG MEMUKAU



Alor Lokasi: Alor, kepulauan yang terdiri dari 20 pulau, dengan 9 pulau yang telah dihuni penduduk. Letaknya terbujur dari timur ke barat dan pada posisi 123,48 – 125 ” 8’ BT dan 8” 6’ – 8” 36’ LS. Pulau ini menawarkan pengalaman wisata yang sangat menawan. Memiliki selat yang sempit, sehingga menjadi salah satu jalur migrasi mamalia laut besar seperti paus dan lumba-lumba.

Akses: Akses masuk ke Alor adalah melalui Kupang yang bias ditempuh dengan perjalanan udara. Kemudian dari kupang dilanjutkan dengan kapal feri selama 12-13 jam menuju Larantuka lalu melanjutkan perjalanan dengan naik kapal kayu menuju pelabuhan laut Kalabahi dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Liveaboard juga cukup banyak yang beropreasi menuju Alor.

Untuk penginapan sudah memadai, baik homestay di Kalabahi, maupun resort di pulau-pulau ataupun di tepi laut Alor.Gambaran umum Dive Site: Alor memiliki tidak kurang dari 30 dive site saat ini. Beberapa diantaranya: Half Moon Bay, Peter’s Prize, Crocodile Rook, Trip Top, No Man’s Land, The Chatedral, dan banyak lagi. Perairannya yang sesuai untuk fotografi dengan objek macro maupun ikan-ikan besar.

Yang menjadi daya tarik utama dive site Alor adalah ikan-ikan besar seperti: Hiu karang , Penyu, Moray Eels, Rays, Napoleon Wrase, Dog-tooth Tuna, Barakuda dan masih banyak yang lain. Topografi dasar laut yang membentuk dinding serta gua untuk pecinta penyelaman menantang dan reef flat untuk pemula tersedia di Alor. Posisinya yang dengan selat yang sempit membuat penyelaman di beberapa titik butuh teknik yang tinggi, khususnya arus, tentunya saja sebanding dengan daya tarik yang bisa dilihat di dalamnya.

Saat ini wisata selam di Alor sedang berkembang dan mulai banyak dikenal hingga mancanegara.Waktu penyelaman terbaik : Mei hingga September

Status Konservasi: Sudah ditetapkan sebagai salah satu kawasan konservasi laut daerah dengan luas 400.008,3 hektare.

WISATA ALAM - SUNGAI JANIAH "IKAN SAKTI"


Sungai Janiah di Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso, Agam sudah lama terkenal memiliki legenda “ikan sati” atau ikan sakti. Di lokasi yang terletak 3,5 km dari sebuah simpang sebelum Pasar Baso di tepi jalan raya Bukittinggi-Payakumbuh kini dijadikan objek wisata. Sungai Janiah bukanlah sebuah sungai berair jernih, tapi hanya sebuah kolam ikan di belakang sebuah mesjid yang airnya tidak jernih.

Para pengunjung ke sana hanya datang untuk melihat ikan-ikan yang meliuk berenang kian-kemari. Penduduk di sana tidak ada yang tahu jenis ikan yang rata-rata panjangnya setengah meter hingga yang kecil 10 cm. Ikan-ikan tersebut berwarna gelap, berbadan ramping dan panjang.

Orang-orang di sana hanya tahu ikan-ikan tersebut sakti dan sudah ada sejak zaman dulu. Penduduk sekitar memiliki legenda bahwa nenek moyang ikan di sana berasal dari seorang anak perempuan.

Setidaknya ada dua versi cerita legenda tentang ikan Sungai Janiah. Versi pertama di kutip dari buku sederhana karangan Ketua Seksi Pariwisata C. Panggulu Basa yang banyak dijual di kedai-kedai kecil di objek wisata Sungai Janiah. Versi kedua menurut tokoh Sungai Janiah, Muchtar Tuanku Sampono.

Versi Buku C. Panggulu Basa

Asal mula ikan yang ada di Sungai Janiah dari penjelmaan anak manusia dan anak jin yang telah dikutuk oleh Tuhan, karena kedua makhluk yang berlainan alam ini telah melanggar janji yang telah mereka sepakati.

Alkisah, penduduk Nagari Tabek Panjang di Kecamatan Baso ini berasal dari puncak gunung Merapi. Karena persediaan air di Gunung Merapi semakin terbatas, maka timbullah ide mencari hunian baru di bawah Gunung Merapi. Maka diutuslah Sutan Basa untuk mencarai lokasi baru itu, Sutan Basa menemukan kawasan yang memiliki Sungai dan air mancur yang sangat jernih. Tapi daerah itu telah ditempati oleh bangsa jin, maka Sutan Basa menyampaikan keinginannya kepada jin tinggal dikawasan itu bersama kelompoknya.

Maka diadakanlah kesepakatan antar kepala suku masing-masing, bahwa boleh tinggal di daerah itu, asalkan kalau anak kemenakan dari Datuak Rajo Nando mamak dari Sutan Basa menebang pohon agar membuang serpihan dan sisa kayu ke arah rebahnya pohon. Kalau kesepakatan ini dilanggar, maka keturunan dari keduanya akan memakan kerak-kerak lumut, tempatnya tidak diudara tidak juga di daratan.

Setelah sepakat tinggallah kaum tersebut di Sungai Janiah. Suatu waktu ada keinginan untuk membangun gedung pertemuan atau balairung untuk tempat berkumpul. Maka ditugasilah oleh Sutan Basa sekelompok irang untuk mencari kayu sebagai tonggak tuo. Maka pergilah mereka ke hutan. Karena begitu senang bercampur lelah, mereka langsung menebang pohon yang mereka nilai cocok, tapi mereka lupa akan janji yang telah disepakati oleh kepala suku. Karena tidak mengindahkan janji tersebut maka hasil tebangan pohon tersebut mengenai anak- anak jin. Kejadian ini membuat marah keluarga jin, mereka menurunkan batu-batu dari Bukit Batanjua yang ada di sekitar sungai tersebut, yang menyebabkan gempa.

Keadaan ini menyebabkan hubungan tidak harmonis antara keduanya. Suatu waktu Datuak Rajo Nando dan istrinya pergi membersihkan ladang tebu mereka dengan meninggalkan anak perempuan mereka berusia 8 bulan. Setelah pulang dari ladang, tidak ditemui anak tersebut. Maka seluruh orang kampung diperintah mencari anak hilang tersebut, sampai larut malam seluruh usaha seakan sia-sia.

Malam hari istri Datuak Rajo Nando bermimpi agar memanggil anaknya di Sungai Janiah dengan cara membawa beras dan padi dan memanggil anaknya seperti memanggil ayam. Esok siang dilakukanlah seperti di mimpinya. Setelah dipanggil datanglah dua ekor ikan yang satu tampak jelas dan yang satu lagi tampak samar. Maka ikan yang tampak jelas itu adalah anak Datuak Rajo Nando dan satunya lagi adalah anak jin. Hal ini terjadi karena keduanya melanggar janji, sehingga termakan sumpah.

Versi Muchtar Tuanku Sampono

Muchtar Tuanku Sampono yang berusia 96 tahun, tokoh masyarakat Sungai Janiah mengatakan, ikan di Sungai Janiah ini tidak “sakti”. Ikan tersebut berasal dari anak yang hilang. Malam harinya ibu anak tersebut bermimpi agar dibuat nasi kunyit (nasi kuning) dan dipanggil anaknya di Sungai Janiah.

"Sejak dulu tidak ada yang berani memakan ikan di Sungai Janiah ini, karena mereka enggan saja karena sepertinya memakan manusianya saja, bahkan Belanda dan Jepang tidak berani menjamah ikan ini,"

Menurut Tuanku Sampono tidak ada yang tahu jenis dan nama ikan tersebut. Ikan seperti ikan ‘gariang', namun kata orang Jambi ikan ini sejenis ikan Kalari. Seperti yang dikatakan oleh Tuanku Sampono ikan-ikan tersebut sejak dulu tidak terlihat anak-anak ikannya.

Apakah cerita-cerita rakyat itu benar atau tidak? Yang jelas legenda Sungai Janiah mendatangkan berkah bagi penduduk sekitar dengan banyaknya orang berkunjung setiap hari.

PULAU SIKUAI - SURGA DUNIA!?



PERNAHKAH anda membayangkan satu tempat menakjubkan seperti surga? Hamparan pasir putih, deretan pepohonan kelapa yang tertata rapi, suasana sejuk, birunya laut, indahnya warna warni ikan dan terumbu karang, hijaunya pepohonan, lezatnya makanan serta asyiknya candaan aneka satwa? Semua keajaiban itu ada dalam satu paket khusus surga dunia di Pulau Sikuai.

Sikuai, satu dari 19 pulau yang termasuk dalam wilayah administratif Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 38,6 Kilometer persegi atau sekitar 40 hektar.

Sikuai kini dikembangkan menjadi satu objek wisata bahari unggulan di Kota Padang. Pada pulau ini wisatawan bisa melakukan sejumlah aktivitas marina seperti snorkeling, diving, memancing, atau hanya berenang di atas jernihnya laut Pulau Sikuai sambil menikmati indahnya warna-warni biota laut termasuk terumbu karang.

Kawasan pulau itu perpaduan keindahan laut beserta isinya serta damainya pulau dengan hutan yang masih tertata alami tanpa sentuhan tangan-tangan jahil yang merusak.

PANTAI BUNGUS

Pantai Bungus terletak di teluk Bungus yang tenang. Pemandangan alamnya indah nian. Bukit-bukit yang mengelilingi pantai tampak seperti menara pandang ke arah laut lepas.

Pantainya landai dengan pasir putih yang cocok untuk berbagai rekreasi seperti berenang, menyelam, berjemur atau bersampan menuju pulau-pulau kecil tidak jauh dari Pantai Bungus.

Terletak 20 km sebelah selatan Padang atau 1,5 jam perjalanan, pantai ini mudah dicapai dengan transportasi darat. Di tepi pantai tersedia fasilitas wisata seperti payung pantai dan kursi-kursi malas untuk berjemur.

Bentuk pantainya menyerupai bulan sabit. Air lautnya hangat dan aman untuk berenang. Dari sini, Anda bisa menjelejahi lautan menuju pantai-pantai terdekat di lepas pantai Padang seperti Pulau Sirandah,Sikowi, Bintangur, Pasumpahan dan pulau lainnya.

Pulau-pulau tersebut baik sekali sebagai obyek wisata marina, memiliki pantai yang berpasir putih serta taman laut yang berwarna-warni di sekitarnya. Untuk sampai ke sana, Anda bisa menyewa speedboat atau perahu layar milik warga di Teluk Bungus. Dari Pantai Bungus ke pulau-pulau tersebut memakan waktu ± 75 menit.

Bila Anda tak ingin boros tenaga, cukup bersantai di tepi pantai sambil menikmati matahari terbenam di teluk yang menakjubkan ini. Duduk-duduk di bawah pohon kelapa yang rindang di sekitar pantai juga mengasyikkan.

Atau menyantap makanan laut (seafood) dan hidangan lainnya di restoran-restoran yang bertebaran di tepi pantai. Ada satu kegiatan yang juga sering dilakoni para pelancong di Pantai
Bungus, yaitu memancing. Sungguh nikmat. Suasana hening ditingkahi deburan ombak akan memberikan kenikmatan tersendiri bagi Anda.

Soal penginapan, di sekitar pantai terdapat resort yang bisa Anda gunakan untuk beristirahat setelah seharian berwisata. Atau Anda bisa juga menginap di kota Padang yang menyediakan banyak fasilitas penginapan mulai dari losmen hingga hotel berbintang.

PANTAI BATU KARAS


Objek wisata yang satu ini merupakan perpaduan nuansa alam antara objek wisata Pangandaran dan Batu Hiu dengan suasana alam yang tenang, gelombang laut yang bersahabat dengan pantainya yang landai membuat pengunjung kerasan tinggal di kawasan ini. Terletak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang dengan jarak ± 34 km dari Pangandaran.

Pantainya yang landai dengan air laut tenang nan biru menanti Anda untuk segera berenang menikmati airnya yang segar. Anda bisa nikmati suasana tenang dengan angin sepoi-sepoi menikmati hidangan di rumah makan yang tersedia. Pandangan lepas ke ujung cakrawala memberi Anda ketenangan dan kenangan berlibur yang menyenangkan.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan selain berenang antara lain: berperahu di bengawan, berkemah dan berselancar. Jika liburan Anda bersama keluarga, akomodasi telah tersedia untuk Anda, ada pondok wisata yang dilengkapi dengan arena bermain dan rumah ibadah. Pondok wisata ini dikelola langsung oleh Diparda Kabupaten Ciamis. Fasilitas lainnya yang tersedia antara lain: Hotel, Camping Ground, Kios Cinderamata, sewaan papan selancar dan ban renang.

WISATA BAHARI - KEPULAUAN DERAWAN



Bila anda penyuka wisata bahari, berkunjung ke Kawasan Konservasi Laut (KKL) Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, patut dijadikan agenda. Meski baru dikembangkan menjadi objek wisata, potensi dan keindahan perairannya tidak kalah dengan daerah lain.

Daerah ini merupakan kawasan laut dan mangrove yang diatur untuk keperluan kegiatan perikanan berkelanjutan, wisata bahari, penelitian, dan pengembangan sosial-ekonomi masyarakat, serta pemanfaatan sumber daya laut lainnya secara lestari. Belum ada penerbangan langsung untuk menuju kawasan ini. Penerbangan dari Jakarta hanya sampai ke Balikpapan, ganti dengan pesawat kecil ke Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Dari Tanjung Redeb menggunakan speedboat menuju Pulau Derawan.

Butuh satu jam menyusuri sungai untuk sampai di muara. Jangan heran kalau anda melihat begitu banyak bagan tancap. Bagan ini milik penduduk setempat dan jumlahnya bisa ribuan. Di Pulau Derawan terdapat beberapa cottage. Air laut di kawasan ini bersih dan jernih dengan pasir putih yang membentang.

Kepulauan Derawan terletak di Laut Sulawesi, pada pesisir Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menghadap ke mulut muara Sungai Kelai dan dikenal dengan Delta Berau. Kepulauan ini terdiri atas enam gugusan pulau besar, yaitu Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Maratua, Pulau Panjang, Pulau Samama, serta beberapa pulau kecil dan gugusan karang. Terdapat 21 pulau di kepulauan ini. Gugus Kepulauan Derawan hanyalah sebagian kecil dari ratusan pulau di pesisir timur Kaltim yang berjumlah 248 pulau. Dari jumlah itu, 138 pulau belum mempunyai nama, dua pulau di antaranya Sipadan dan Ligitan hilang, menjadi milik Malaysia. Perairan di pulau ini terkenal sebagai salah satu diving spot atau tempat penyelaman yang terbaik di dunia.

Sumber : Liburan Info

STUDI WAKTU TEMPUH TSUNAMI


Hasil studi pascatsunami Mentawai terbaru mengungkap waktu tempuh tsunami, dari terjadinya gempa hingga tsunami menerjang pantai. Hasil studi itu dipaparkan Widjo Kongko, peneliti BPPT yang kini sedang menjaLani riset doktoral di Franzius Institute, Leibniz University, Hannover, Jerman.

"Waktu tempuh tsunami dari saat gempa hingga menerjang di pantai barat Kepulauan Mentawai (Pagai Utara dan selatan) berkisar 10-15 menit," kata Widjo. data tersebut diperoleh dari hasil tsunami model Mentawai 25 Oktober 2010 lalu yang dikalibrasi dengan data pasang surut di Padang.

Menurut Widjo, waktu tempuh tersebut sangatlah singkat. Ia mengatakan, berdasarkan hasil studi ini, masyarakat ke depannya perlu lebih beradaptasi dengan bencana. Salah satunya, menurutnya, adalah dengan menghindari tinggal di daerah teluk yang terlalu terbuka.

Hasil analisis survei pasca tsunami juga mengungkap bahwa kedalaman rata-rata teluk Mentawai adalah 10 meter. "Dengan data itu, dapat diperkirakan kecepatan rata-rata tsunami di daerah teluk adalah 40 km/jam," papar Widjo dalam surat elektroniknya kepada Kompas.com.

Dengan panjang teluk rata-rata 2 km, maka dibutuhkan waktu kira-kira 3 menit bagi gelombang tsunami untuk menyusur area teluk. Sementara, suara gemuruh yang didengar warga adalah akibat proses difraksi dan refraksi gelombang tsunami yang menghantam pantai wilayah teluk.

Hasil survei ini juga disampaikan Widjo di acara diskusi ilmiah "Warkop" yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hannover, Jerman, 29 Januari 2011 lalu. Widjo sendiri adalah ketua tim survei pascatsunami Jerman-Indonesia.

Sumber : Kompas Indonesia

LOWONGAN VOLUNTEER - COREMAP LIPI



LOWONGAN VOLUNTEER

PANITIA AKTIF KEGIATAN KONTES INOVATOR MUDA (KIM) 6
DAN KEGIATAN LOMBA BLOG - FORUM KOMUNIKASI PECINTA TERUMBU KARANG (FORKOM MATABUKA)

BIDANG PENDIDIKAN KELAUTAN CRITC COREMAP II-LIPI
(JAKARTA, FEB - NOV 2011)


Job Description :

  • Melakukan sosialisasi dan penyampaian informasi kegiatan KIM 5 dan Forkom Matabuka di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, terutama Jakarta.
  • Membantu mempersiapkan dan melaksanakan kesuksesan acara di bagian sosialisasi, publikasi, perlengkapan, kerjasama media dan sponsorship, kesekretariatan, konsumsi dan keamanan.
  • Membantu pekerjaan lain, jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
  • Durasi kerja tidak dibatasi, disukai pada jam kantor / office hours

Kriteria :

  • Mahasiswa (jadwal kuliah tidak padat) atau sudah lulus kuliah (tidak ada keterikatan pekerjaan di perusahan/ instansi lain).
  • Aktif dan kreatif serta memiliki inovasi dan inisiatif yang tinggi.
  • Memiliki fisik dan mental yang tangguh.
  • Sopan, rapih, rajin, pekerja keras, jujur dan bertanggung jawab.
  • Memiliki pengalaman dalam kepanitiaan event – event besar, lebih disukai.
  • Berdomisili di Jakarta, akses mudah dan dekat dengan kantor, lebih disukai.
  • Memiliki kendaraan sendiri (motor), lebih disukai.
  • Bersedia bekerja di luar jam kantor, jika dibutuhkan (dalam hal ini, tidak sering).
  • Bersedia menjadi volunteer selama persiapan, pelaksanaan dan pasca kegiatan berlangsung.

Syarat :

  • Kirimkan biodata dan keterangan diri (curriculum vitae/ cv) lengkap dengan pengalaman (jika ada) atau dengan mengisi formulir pendaftaran .
  • Dikirimkan melalui email : edukasi@coremap.or.id atau edukasicoremap@yahoo.co.id atau langsung ke Gedung CRITC COREMAP – LIPI, Bagian Pendidikan dan Kelautan. Alamat : Jalan Raden Saleh No. 43 Jakarta Pusat – 10330
  • Penerimaan dibuka tanggal 1 Februari 2011 dan ditutup tanggal 30 April 2011.

INDONESIA TRAVEL FUN BIROE

WELCOME BIROE

Welcome Myspace Comments

FORUM DISKUSI CINTA LAUT

FORUM DISKUSI CINTA LAUT
Forkom Matabuka 2011

LOMBA BLOG - BLOGGER MUDA BIROE

Forkom Matabuka 2010

GEO BIROE

ENTRI POPULER BIROE

FOLLOWERS BIROE

SEA BIROE

Animated Pictures Myspace Comments